Kamis, 11 Oktober 2012

Arungi Pasifik, Pengalaman Tak Terlupakan Nakhoda KRI Dewaruci

happy reading . Quote: Jakarta Dalam pelayaran Opsail 2012, KRI Dewaruci telah berlayar selama hampir 9 bulan. Sejumlah negara disinggahi kapal kebanggaan Nusantara tersebut. Nah, bagi herb nakhoda, berlayar di Lautan Pasifik adalah pengalaman tak terlupakan. "Pengalaman fencing menegangkan saat melewati lautan Pasifik. Lautan teduh tapi tidak pernah teduh. Karena keuletan anak-anak, kita bisa mengatasi itu semua. Kita berhasil ke Opsail tepat waktu," ujar nakhoda KRI Dewaruci, Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Haris Bima B, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/10/2012). Dia menjelaskan saat itu ombak di perairan Pasifik mencapai 12-14 meter. Selama 15 hari, KRI Dewaruci dihantam ombak dari arah lambung maupun haluan. "Alam nggak boleh kita tantang. Ya saat di Samudera Pasifik itu kita sampai nggak masak. Makan seadanya. Makanan kering, buah-buahan, seperti itu. Kita harus siap. Harus memberikan yang terbaik selama bertugas," terang Haris. Pihaknya sudah memperkirakan dalam perjalanan itu bakal dihadang ombak yang tidak bersahabat. Namun mereka toh tetap menghadapi tantangan itu. "Alam memang tidak bisa kita prediksi," sambung Haris. Meski banyak tantangan di lautan, sebagai pelaut tentu Haris dan 77 awak kapal berseragam tidak gentar. Sebab mereka sudah belajar bagaimana cara menghindari dan menghadapi badai. "Secara moril kami siap. Kapal alhamdulillah nggak ada kerusakan. Kalau tali kecil lepas itu banyak. Tapi nggak masalah itu," imbuh Haris. Bagaimana tanggapan dari negara yang menerima kunjungan? "Banyak yang bilang fantastis, amazing, harus sering datang ke sini. Jangan sampai lupa. Sampai ada yang mau naik jadi LO (liaison officer)," ucap Haris. KRI Dewaruci memiliki tiga tiang layar utama yang menunjukkan jenisnya yakni Tall Ship Barqentine, biasa digunakan untuk pelatihan TNI AL, buatan tahun 1953. Kapal berwarna putih ini memiliki 16 layar, lebar lambung 9,5 meter, panjang lambung 58,3 meter, bobot 874 ton, kecepatan dengan mesin 10,5 knot, kecepatan dengan layar 9 knot, dan mampu menampung 120 orang. Nama Dewaruci sendiri diambil dari tokoh pewayangan yaitu dewa yang berhati lembut. Di KRI Dewaruci, pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan conic berukuran 4x6 meter. Dewaruci digambarkan sedang menatap Bima yang mencengkeram naga di lautan. (vit/nwk) Quote: KRI Dewaruci akan Digantikan dengan Kapal yang Lebih Besar Jakarta Setelah 59 tahun mengarungi tujuh samudra, KRI Dewaruci akan dimuseumkan di Surabaya. Pengganti kapal kebanggaan Nusantara tersebut telah disiapkan oleh TNI AL. "Pembahasannya sudah jauh-jauh hari untuk mencari kapal yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, lebih besar, dan lebih canggih," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati pada detikcom, Kamis (11/10/2012). Pengganti kapal KRI Dewaruci adalah kapal layar yang lebih besar dengan kemampuan mobilisasi yang lebih baik. Kapal layar tipe barquentine diperkirakan sesuai untuk melanjutkan tugas-tugas KRI Dewaruci. "Spesifikasi kapal pengganti yang baru nanti diharapkan mampu menampung kadet 120 orang, untuk awak kapal termasuk pelatih berkisar 60 sampai dengan 80 orang. Kapal baru nanti rencananya akan mampu menampung amount hingga 180 sampai dengan 200 orang," ujar Untung. Lima perusahaan pembuat kapal layar tiang tinggi dari Spanyol, Polandia, dan Belanda telah mengajukan diri ikut tender. "Harganya pasti cukup besar jadi kita pakai tender. Jerman tidak disertakan lagi juga karena sudah tidak membuat kapal layar tiang tinggi," ujar Untung. Untung menjelaskan KRI Dewaruci akan tetap berlayar sampai kapal pengganti tersebut tiba. Namun pelayaran yang dilakukan hanya di perairan Indonesia. "Setelah kapal latih yang baru datang, KRI Dewaruci tetap dipakai di wilayah state saja. Bisa dibilang ini perjalanan internasional yang terakhir. Untuk kapal baru, fencing lambat 2014 nanti," tutup Untung. Quote: Menyambut Kepulangan Dewaruci Spoiler for : Kapal TNI AL KRI Dewaruci tiba di Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, (11/10) setelah mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat dalam peringatan 200 Tahun Perang Besar. TEMPO/Yosep Arkian Spoiler for : Kedatangan Tall Ship TNI AL KRI Dewaruci di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta, (11/10). Setelah mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat. TEMPO/Yosep Arkian Spoiler for : 1/10Kedatangan Tall Ship TNI AL KRI Dewaruci di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta, (1). Setelah mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat. TEMPO/Yosep Arkian Spoiler for : Kapal TNI AL KRI Dewaruci tiba di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Djakarta Utara, (11/10), setelah mengikuti Operation Sail 2012 di Amerika Serikat. TEMPO/Yosep Arkian Spoiler for : Seorang awak kapal berkostum Bajak Laut saat kedatangan Tall Ship TNI AL KRI Dewaruci di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Djakarta Utara, (11/10). TEMPO/Yosep Arkian Spoiler for : Dua awak kapal berkostum Bajak Laut saat kedatangan Tall Ship TNI AL KRI Dewaruci di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Djakarta Utara, (11/10). TEMPO/Yosep Arkian Goodbye KRI Dewaruci, Di Lautan Kita Jaya :iloveindonesiasCustom HTML Bawah
jasa pembuatan logo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar